CERPEN, Nasib-Ku Tidak Seindah Pelangi

 



Oleh: Raja - Khayl Hutahaean


Rintik hujan turun saat Andre si Pewarta mendengar keterangan dr spesialis mata bahwa sanya penglihatan Andre di ponis tidak dapat lagi berfungsi lagi dengan normal , sebabnya urat syaraf matanya yang menuju ke otak mendapat gangguan penyumbatan sirkulasi cairan yang dibutuhkan mata. 


Mendengar perkataan lelaki yang berkaca mata minus itu, Andre kaget seakan seluruh tubuhnya terpaku diatas bumi seolah  tiada kata yang dapat diungkapkan- nya namun seperti ada ucapan dari hati Andre mengungkapkan : " Aku Tidak  Akan Memberikan Ujian Melebihi Kekuatan - mu  ! ".


Pertarungan kebenaran berperang di dalam kalbu Andre dimana jauh di lubuk hati lelaki yang dulunya dijuluki Si Pria Tampan Mempersona itu seakan mengucapkan dirinya kini menjadi Terpidana Mati Dalam Hidup. 


Kaki Andre melangkah perlahan ditemani Arjuna sahabatnya yang setia menuntun Andre meninggalkan  Rumah Sakit , dimana kaki Andre menapak jalan menyusuri remangnya malam yang hanya diterangi lampu jalan seolah sinar itu setia menghantarkannya menuju pembaringan sepi. 


" Sabar  teman.., kita berusaha mencari pengobatan ke tempat lain  ! ", sebut Arjuna sembari menyetir mobil yang dikemudikan- nya. 


Mendengar ucapan sahabat nya, Andre hanya terdiam membisu seolah matanya menatap lurus kedepan hanya terlihat sedikit cahaya dimatanya, sementara memori otak  lelaki berkulit sawo matang itu  mengingat puluhan tahun seluruh masa nikmat yang diberikan Pencipta kepada Andre si Pewarta. 


" Kenapa kamu hanya diam sobat? , sudahlah.... semua sudah merupakan suratan hidupmu ", kembali Arjuna berbicara memecah kesunyian hati sahabatnya. 


" Aku diam bukan berarti tidak bersuara, kamu betul tetapi bukan berarti benar", sebut Andre sambil menyalakan sebatang rokok untuk di hisapnya. 

"Maksud loe...! ? ", balas teman Andre lelaki yang berambut panjang itu. 

" Sudahlah..., kamu pokus aja meyetir mobil  ! ", ucap Andre  sedikit memerintah. 


Menanggapi perkataan sahabat karibnya itu Arjuna bersikap diam seribu bahasa sambil pandangan matanya menatap lurus ke jalan yang beraspal. 


Smentara  itu , pikiran Andre berkecamuk  mengingat kondisi matanya yang sudah disebut hampir tidak dapat membedakan warna dan gambar walaupun dalam hatinya memaksa pasrah  kendatipun tidak rela tetapi Andre tetap mengumpulkan kepercayaan diri untuk tidak menyerah guna menjalani kehidupan selanjutnya. 


Lelaki itu bersuara dan beryanyi dalam diam dihatinya dia berirama dan berusaha menciptakan Melody Sayang mengartikan Tuhan..

"Biarlah - biarlah... rapuh tubuh-ku, bagaikan kayu yang sudah kering dimakan rayap", lirih-nya. 

" Lihatlah - lihatlah... rambut hitam-ku, bagaikan daun satu-satu jatuh di tanah ", sambungnya. 

" Ibaratkan cermin Sayang aku telah retak..., ibaratkan perahu Sayang aku tak punya layar", ujarnya bernada dihati. 

"Lihatlah - lihatlah ... di- mata ini, tak ada lagi dia yang lain selain Kamu", tambah Andre kembali bernada di- hati. 


" Walau tak pernah lagi Sayang Kau kirimkan salam-Mu, walau tak pernah lagi Sayang Kau sebut nama-ku " , ujarnya merintih. 


lagi disebut nya, " Lihat- lihat di sini, aku sendiri... demi untuk Mu ku bunuh mati rasa cinta-ku. 


" Lihat lihat disini di kamar ini..., kesekian kalinya ku kecup gambar- Mu " , rintihanya pula di kalbu. 


" Sayang lihat diriku tak seindah pelangi..., Sayang lihat nasib- ku pergi jauh berlari..., bagaikan rumput hijau  diriku tak lagi bergoyang " , teriak Andre di sanubari. 


Usai melantunkan  irama dihatinya saat itu Andre menyadari Pencipta langit dan bumi itu ada dan selalu ada serta pria tampan Mempersona itu meyakini segala sesuatu ada waktu-nya juga jika Tuhan sudah berkehendak tidak satu pun manusia dapat menolak. ( Tamat) 









Post a Comment

Lebih baru Lebih lama